KAJIAN PATOGENITAS BAKTERI SALURAN PENCERNAAN IKAN PAPUYU (Anabas testudineus BLOCH) SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK SISTEM BIOFLOK

Main Article Content

Agussyarif Hanafie
Akhmad Murjani
Hida Zakiah
Ismi Khoeriah

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji patogenitas bakteri pada saluran pencernaan ikan papuyu  sebagai kandidat probiotik sistem bioflok.  Penelitian  dimulai dengan mengisolasi, menyeleksi, mengidentifikasi bakteri yang didapatkan dari saluran pencernan, diawali dengan menggerus saluran pencernaan ikan papuyu dan diencerkan, kemudian dikultur. Koloni yang didapat dimurnikan dan diseleksi dengan uji metabolisme, uji antagonis dan diidentifikasi secara biokimiawi serta diuji tahan suhu dan tahan asam (pH), kemudian dilanjutkan uji patogenitas, LD50. dengan 10  pengenceran  (perlakuan) dan 4 ulangan dengan ikan papuyu 20 ekor per akuarium  sebagai ikan uji.  Hasil penelitian menunjukkan  Hasil penelitian dari 3 lokasi berbeda pada lokasi A1 Guntung Payung, lokasi A2 Loktabat dan lokasi A3 martapura. Bakteri yang ditemukan terdapat 47 isolat yang terdiri dari pada lokasi A1 15 isolat, lokasi A2 15 isolat dan lokasi A3 17 isolat. Hasil pengamatan makroskopik diperoleh 5 isolat morfologi yang berbeda berdasarkan bentuk, warna, tepian dan elevasi permukaan koloni. Pengamatan mikroskopik dengan uji KOH diperoleh 3 Gram positif dan 2 Gram negatif. Identifikasi bakteri yang ditemukan terdiri dari bakteri genus Bacillus sp., Plesiomonas sp., Staphylococcus sp., Flavobacterium sp., dan Micrococcus sp.  Hasil uji patogenitas dan LD50 menunjukkan semua perlakuan kelulusanhidupnya 100 %, dengan demikian uji ini bakteri dari usus ikan papuyu lulus – dapat digunakan  sebagai kandidat probiotik.


 


This study aims to examine the pathogenicity of bacteria in the digestive tract of papuyu fish as a candidate for probiotics in the biofloc system. The study began by isolating, selecting, identifying bacteria obtained from the digestive tract, starting with grinding the digestive tract of papuyu fish and diluted, then cultured. Colonies obtained were purified and selected by metabolic test, antagonist test and identified biochemically and tested for temperature resistance and acid resistance (pH), then continued with pathogenicity test, LD50. with 10 dilutions (treatment) and 4 replications with 20 papuyu fish per aquarium as test fish. The results showed the results of the study from 3 different locations at location A1 Guntung Payung, location A2 Loktabat and location A3 martapura. The bacteria found were 47 isolates consisting of 15 isolates at location A1, location A2 15 isolates and location A3 17 isolates. The results of macroscopic observations obtained 5 different morphological isolates based on the shape, color, edge and surface elevation of the colony. Microscopic observation with KOH test obtained 3 Gram positive and 2 Gram negative. Identification of bacteria found consisted of bacteria of the genus Bacillus sp., Plesiomonas sp., Staphylococcus sp., Flavobacterium sp., and Micrococcus sp. The results of the pathogenicity test and LD50 showed that all treatments had a 100% survival rate, thus this test passed bacteria from the intestines of papuyu fish – which could be used as probiotic candidates.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Agussyarif Hanafie, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan

Akhmad Murjani, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan

Hida Zakiah, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan

Ismi Khoeriah, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan

References

Ahda M., R., Subandiyono, dan Pinandoyo 2014. Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih tawes (Puntius javanicus). J. Aquaculture management and technology vol. 3. No. 4. Hal 67-74.
Aiyushirota. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Bakteri Heterotrof dengan Bioflocs. Dikutif dari www.aiyushirota.com di akses pada 23 Juni 2021.
Arfianto E, Liviawaty. 1992. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Aslamsyah, S. Hasni Y., Azis, Sriwulan, Komang G., dan Wiryawan. 2009. Mikroflora Saluran Pencernaan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy). J. Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS vol.19 (1).
Avnimcleeh, Y. 2007. Feeding with microbial flocs by tilapia in minimal discharge bio-flocs technology ponds. J. Aquaculture 264,140-147.
Bakri, A. M. 2016. Isolasi dan Identifikasi Mikroflora pada Saluran Pencernaan Ikan Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) di Perairan Danau Tempe Sulawesi Selatan. Fakultas Sains dan Teknologi. (Makassar: Uin Alauddin).
Chandra, T. J dan Mani, S. 2011. A study of 2 rapid tests to differentiate Gram positive and Gram negative aerobic bacteria. Journal Medicine Allied Science, 1(2), 84-85.
Ekasari, J. 2009. Teknologi Bioflok: Teori dan Aplikasi dalam Perikanan udidaya Sistem Intensif. J. Akuakultur Indonesia, 8(2): 9-19 (2009)
Emerenciano M, Ballester E, Cavalli R, Wasielesky W. 2012. Biofloc technology application as a food source in a limited water exchange nursery system for pink shrimp Ferfantepanaeus brasiliensis (Latreille, 1817). Aquaculture Research 43(3):447-457
Febryana, M. 2017. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik Pada Saluran Pencernaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). (Manado: Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Pertanian. UNSTRAT).
Hanafie, A., 2019. Biologi Reproduksi dan Teknik Pembenihan Ikan. (Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press). 301 halaman.
Jimoh, W.A. 2014. Microbial flora of the gastro-intestinal tract of Clarias gariepinus caught from river Dandaru Ibadan, Nigeria. J. Sokoto of Veterinary Sciences. Vol. 12 (No. 2).
Jumria, A., Christia, N., Alfiyah 2017. Identifikasi dan Histopologi Flavobacterium columnare pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). J. Semakia Vol 8, No 2.
Jusadi, D. Gandara, E dan Mokoginta, I. 2004. Pengaruh Penambahan Probiotik Bacillus sp. pada Pakan Komersil Terhadap Konversi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin Pangasius hypophthalmus. Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(1): 15-18 (2004).
Lestari. P. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Saluran Pencernaan Ikan Sidat (Anguilla Bicolor) Yang Berpotensi Sebagai Kandidat Probiotik. (Surabaya: Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga).
Ma’in, Suttrisno A., Setia B.S. 2013. Kajian dampak lingkungan penerapan teknologi bioflok pada kegiatan budidaya udang vaname dengan metode life cycle assessment. J. IKA15(1829-5282):1-20
Olga, 2012. Patogenisitas Bakteri Aeromonas Hydrophila Asb01 Pada Ikan Gabus (Ophicephalus Striatus) . Sains Akuatik 14 (1): 33 – 39.
Putra, I, Rusliadi, Fauzi M. 2017. Growth performance and feed utilization of African catfish Clarias gariepinus fed a commercial diet and reared in the biofloc system enhanced with probiotic. J. F1000Res6:15-45.
Putri. B. Wardiyanto & Supono. 2015. Efektivitas Penggunaan Beberapa Sumber Bakteri Dalam Sistem Bioflok Terhadap Keragaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. IV No 1.1-7.
Purnomo, P.D. 2012. Pengaruh penambahan karbohidrat pada media pemeliharaan terhadap produksi budidaya intensif nila (Oreochromis niloticus). J. of Aquaculture Management and Technology161-179
Rezkyani, E., 2021. Isolasi dan identifikasi bakteri pada saluran pencernaan ikan papuyu (Anabas testudineus bloch) sebagai kandidat probiotik. Skripsi. (Banjarbaru: Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Lambung Mangkurat).
Rukmini, Slamat, dan Aisiah, S. 2014. Bio-Ekologi Larva Ikan Betok (Anabas Testudineus Bloch) di Berbagai Perairan Rawa Kalimantan Selatan dan Upaya Untuk Pemeliharaan. (Banjarbaru: Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM).
Watson, K, A., Kaspar, H., Lategan, M.J., Gibson, L. 2008. Probiotics in aquaculture: The need, principles and mechanisms of action and screening processes. J. Aquaculture, Vol. 274. No.1, pp.1-1