PENGARUH LAMA WAKTU PENGGARAMAN YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN ASAM AMINO CUMI-CUMI (LOLIGO SP.)
Main Article Content
Abstract
Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-siripnya berbentuk triangular atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada kepalanya disekitar lubang mulutnya terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat penghisap (sucker) dan merupakan sumber protein hewani yang mana komponen utama penyusun proteinnya adalah asam amino. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu penggaraman yang berbeda pada proses pengolahan cumi-cumi terhadap kadar protein dan profil asam amino. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu penggaraman yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar protein berdasarkan hasil Analysis of Variance (ANOVA) α 5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh lama waktu penggaraman cumi yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kadar protein, Hasil analisa kadar protein tertinggi ada pada perlakuan C yaitu penggaraman selama 5 hari sebesar 15,09% sedangkan untuk profil asam amino lisin sebesar 1,38% dari perlakuan 0 yaitu cumi-cumi segar merupakan jenis asam amino esensial tertinggi dari profil asam amino penyusun protein cumi, sedangkan jenis asam amino non esensial tertinggi adalah asam glutamat sebesar 2,79% dari perlakuan 0 yaitu cumi-cumi segar.
The squid (Loligo sp.) Is a soft animal with a cylindrical body. The fins are triangular or radar-shaped which are joined at the ends. On the head around the mouth opening there are 10 tentacles which are equipped with a sucker (sucker) and are a source of animal protein where the main component of protein is amino acids. This study aims to determine the effect of different salting times in the processing of squid on protein content and amino acid profile. The results showed that the different salting time treatments had no significant effect on protein content based on the results of the Analysis of Variance (ANOVA) α 5%. The conclusion of this study is that the effect of different salting time of squid has no effect on protein content.The results of the analysis of the highest protein content were in treatment C, namely salting for 5 days at 15.09%, while for the lysine amino acid profile of 1.38% of the treatment. 0, namely fresh squid is the highest type of essential amino acid from the amino acid profile of squid protein, while the highest type of non-essential amino acid is glutamic acid at 2.79% from treatment 0, namely fresh squid.
Article Details
References
Adnan, M., 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan, Edisi. Pertama, 9, 14, 15, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Agusandi, Agus., Supriadi., Shanti, D. L. (2013). Pengaruh Penambahan Tinta Cumi-Cumi Terhadap Kualitas Nutrisi Dan Penerimaan Sensori Mi Basah. Journal Of Fishtech, 2(1), 22–37.
Almatsier,S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
AOAC. 2005. Official methods of analysis of the Association of Analytical Chemist. Virginia USA : Association of Official Analytical Chemist, Inc.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2006. Penentuan Kadar Spesi Iodium dalam Garam Beriodium dan Makanan dengan Metode HPLC Pasangan Ion. ISSN 1829-9334, 7(3) 1-7.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2000. SNI 01-3556-2000 – Garam Konsumsi Beryodium. Jakarta: BSN.
Buchsbaum R, M. Buchsbaum, J. Pearse, and V. Pearse. 1987. Animal Without Backbone. Third Edition.The University of Chicago Press. Chicago
Budiman, K. 2004. Semiotik Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Burhanuddin. 2001. Strategi Pembangunan Industri Garam di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
DeMan, M John. 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan, 2011. Laporan Statistik Penangkapan Ikan Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan.
Fitrial, Y., Khotimah, I.K., 2017. Aktivitas antibakteri dari melanin tinta sotong dan cumi-cumi. journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi [online], 20, 1-9.
Hasnelly, Achyadi NS, Fatimah FN. 2020. Karakterisasi kamaboko dengan substitusi tepung ubi jalar dan tinta cumi-cumi (Loligo sp.). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 23(2): 333-341.
Isqifari, 2018. Pengaruh penambahan tingkat konsentrasi tinta cumi-cumi terhadap mutu sosis cumi-cumi (Loligo sp.). thesis universitas andalas [online], 02,1- 5.
Mandila, S.P. dan N. Hidajati. 2013. Identifikasi asam amino pada cacing sutra (Tubifex sp.) yang diekstrak dengan pelarut asam asetat dan asam laktat. UNESA J. of Chemistry, 2(1):103- 109.
Meirina, K., 2008, Kajian Pengolahan Cumi–cumi (Loligo Sp) Siap Saji.Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Mukholik. 1995. Pengaruh larutan tinta cumi -cumi dan suhu perebusan terhadap air rebusan cumi-cumi. Skripsi S1. Institut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan).
Prabawati, S.Y., 2005. Intisari analisis asam amino dalam cumi-cumi. Kaunia Jurnal Sains dan Teknologi, 1(2),170-179.
Pelu. 1988. Beberapa Karakteristik Biologi Cumi-Cumi (Squids). LONAWARTA, Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Ambon.Ambon.
Remyakumari, KR., J Ginson, KK Ajeeshkumar, KV Vishnu, KK Asha and M Suseela. 2018. Biochemical profile and nutritional quality of Indian squid, Uroteuthis duvauceli. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies 2018; 6(3): 187-192
Rodhouse, P. G. 2005. World Squid Resources in Review of the state of world marine fishery resources. FAO Fisheries Technical Paper. No. 457. Rome, FAO. p 175 – 187.
Saanin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Bina Rupa Aksara. Jakarta
Sarwojo,2005.Serba – Serbi Dunia Molusca. Malang. Indonesia.
Vioni. N, E. Liviawaty, I. Rostini, E. Afrianto dan N. Kurniawati., 2018. Fortifikasi Tinta Cumi-Cumi Pada Cup Cake Terhadap Tingkat Kesukaan. JPHPI 2018, 21,1-8.
Winarno, F.G.(1995).Kimia Pangan dan Gizi.Gramedia Pustaka.Jakarta.