PENGARUH PENAMBAHAN RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale varietas rubrum) YANG BERBEDA TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK OLAHAN DENDENG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Main Article Content

Siti Aisyah
Findya Puspitasari
Rabiatul Adawyah
Riki Sanjaya

Abstract

Dendeng adalah produk olahan daging tradisional khas Indonesia dan sampai saat ini minat masyarakat dalam mengonsumsi dendeng cukup tinggi. Dendeng didefinisikan sebagai makanan yang berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau gilingan daging segar yang diberi bumbu dan dikeringkan. Dendeng yang berada di pasar kebanyakan mengandung air antara 9,9-35,5%, kadar gula antara 20- 52%, kadar garam antara 0,4-0,6%, kadar lemak antara 1,0-17,4%, serat kasar antara 0,4-15,5%, dan aw antara 0,4-0,5 (Purnomo, 1996). Dalam penelitian ini menggunakan 4 perlakuan yaitu  Perlakuan yang diberikan adalah O (tanpa penambahan jahe merah), A penambahan jahe merah 1 %, B penambahan jahe merah 2 %  dan C penambahan jahe merah 3%. Parameter yang diamati adalah uji organoleptik (rasa, warna, tekstur dan aroma). Berdasarkan penilaian panelis diketahui bahwa   perlakuan C  merupakan perlakuan terbaik dengan spesifikasi   warna dengan nilai 2,7 yang dimana mendekati agak coklat kehitaman, untuk aroma dengan nilai 5,6 menyatakan mendekati kuat aroma bumbu, tekstur dengan nilai 4,2 menunjukan agak empuk, dan rasa dengan nilai 4,2 menyatakan cukup manis dan gurih. Dengan kadar air  33,19 % ,dan berdasarkan penelitian Harnisah dkk,  kadar protein dendeng ikan nila sebesar 27,67 %  yang dimana menurut Astawan, 2004 bahwa dendeng tergolong dalam bahan.makanan semi basah yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah yaitu 15-50%. Dendeng ikan nila memiliki nilai rata-rata  untuk uji organoleptik berbeda nyata pada setiap perlakuan terhadap spesifikasi warna, aroma, rasa dan tekstur. Hal ini menunjukan  bahwa H1 dapat diterima pada pembuatan dendeng ikan nila


 


Dendeng is a traditional Indonesian processed meat product and until now the public's interest in consuming beef jerky is quite high. Dendeng is defined as food in the form of plates made from sliced ​​or ground fresh meat which is seasoned and dried. Most of the jerky on the market contains water between 9.9-35.5%, sugar content between 20- 52%, salt content between 0.4-0.6%, fat content between 1.0-17.4%, crude fiber between 0.4-15.5%, and aw between 0.4-0.5 (Purnomo, 1996).


In this study using 4 treatments, namely the treatments given were O (without the addition of red ginger), A was the addition of 1% red ginger, B was the addition of 2% red ginger and C was the addition of 3% red ginger. The parameters observed were organoleptic test (taste, color, texture and flavor). Based on the panelist's assessment, it is known that treatment C is the best treatment with a color specification with a value of 2.7 which is closer to dark brown, for an aroma with a value of 5.6 which indicates that it is close to the strong aroma of spices, the texture with a value of 4.2 indicates a bit soft, and the taste with a value of 4.2, it is quite sweet and savory. With a water content of 33.19%, and based on the research of Harnisah et al, the protein content of tilapia jerky is 27.67% which according to Astawan, 2004 that jerky is classified as a semi-wet food ingredient, namely food that has a water content that is not too high and not too low at 15-50%.


Nile tilapia has an average value for the organoleptic test which is significantly different in each treatment with respect to color, flavor, taste and texture specifications. This shows that H1 is acceptable for making nile tilapia

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Siti Aisyah, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Findya Puspitasari, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Rabiatul Adawyah, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Riki Sanjaya, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan

References

Adawyah, R. (2007). Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Anonim. 2009. Standarisasi Mutu Produk Dendeng. Bandan Standarisasi Indonesia. Jakarta.

Astawan. M. 2004. Sehat Bersama Aneka Sehat Pangan Alami. Tiga Serangkai. Solo.

Aurand,W. L . Wood. A. E; dan Wells. R. M. 1987. Food composition and analysis. Van Nostrand Reinhold. New York.

AOAC. 1984. Association of Official Analytical Chemistry. E l Methode of Analysis. Association of Official Chemist, Washington DC, USA.

[BSN]. Badan Standardisasi Nasional. 1992. Persyaratan Mutu Dendeng Sapi (SNI 01-2908-1992). BSN. Jakarta

Bermawie, N., 2006. Usulan Pelepasan Varietas Unggul Jahe. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. (tidak dipublikasi

Buckle, K. A. Edwards. R. A; Fleet. G. H; dan Wotton. M. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah H. Purnomo dan Adiono.UI –Press. Jakarta.

Bintoro. 2008. Teknologi Pengolahan Daging dan Analisis Produk. Universitas Diponegoro. Semarang

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1978). Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta: Depkes RI. Hal.

Hartadi, H. S., Reksohadiprodjo, A. D., Tillman, 1997. Komposisi Bahan Pangan Untuk Indonesia. Gadja Mada University Press, Yogyakarta.

Harnisah, Slamet Riyandi, dan Fitra Mulia Jaya. 2018. Karakteristik Dendeng Ikan Nila Dengan Konsentrasi Penambahan Gula Aren Berbeda. Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang.

Husna, N.E. 2014. Dendeng Ikan Leubiem (Canthidermis Maculatus) dengan Variasi Metode Pembuatan, Jenis Gula, dan Metode Pengeringan. [skripsi]. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Hutapea, J. R. 2000. Allium sativum Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Ikhsan, M, Muhsin dan Patang. 2016. Pengaruh Variasi Suhu Pengering Terhadap Mutu Dendeng Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 2(2):114-122.
Irene, R.E. 1994. Sorpsi Isotermis Dendeng Sapi Giling. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Balai Pustaka Jakarta, 2002

Khairuman & K. Amri. 2003. Budi Daya Ikan NIla Secara Intensif. Agrimedia, Jakarta.

Kusumawardani I.R, Kusdarwati R, Handijatno D. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle Rosc.) Dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila Secara In Vitro. Berkala Ilmiah Perikanan 2008; 3 (1): 75-81.

Mawarti, 2017. Variasi Penambahan Gula Merh Aren (Arenga Pinnata) Ikan Sepat Siam Pada Dendeng Ikan Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Terhadap Penerimaan Panelis. Tugas Akhir Program Sarjana, Jurusan Teknologi Hasil Perikanan UNLAM, Banjarbaru

Nasution, A. H, dan Barisi. 1975. Metode Statistik. P.T Gramedia : Jakarta.

Nuraini, F. dan Nawansih. 2006. Uji Sensori. Buku Ajar Lampung: Universitas Lampung. 121 hlm.

Nursal, dkk. 2006. “Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale Roxb.) Koloni Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis”. Jurnal Biogenesis. Vol.2, No.2.

Paimin, FB dan Murhananto. 2004. Budi Daya Pengolahan, Perdagangan Jahe. Penebar swadaya. Jakarta : 4-11

Purnomo, H. 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Purwani, E dan Muwakhidah. 2006. Efek Berbagai Pengawet Alami sebagai Pengganti Formalin terhadap Sifat Organoleptik dan Masa Simpan Daging dan Ikan. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahingtyas, D.K. 2008. Pemanfaatan Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Tablet Isap untuk Ibu Hamil dengan Gejala Mual dan Muntah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rini, C. 1980. Mempelajari Pengaruh Bahan Pengawet dan Cara Pengeringan terhadap Mutu Dendeng Kodok. [skripsi] Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Rulianti, C. 2009. Pengaruh Penambahan Tapioka dan Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Dendeng Belut (Monoterus albus) Giling. Tugas Akhir Program Sarjana, Jurusan Teknologi PanganUNPAS, Bandung


Said, A. 2007. Pembuatan Gula Kelapa. Ganeca Exact. Jakarta.

Saanin, H. 1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 2. PT Bina Cipta.Bogor.

Syamsiah, I.S., dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta : Agromedia Pustaka

Santoso, H.B. 1989. Bawang Putih. Kanasius. Yogyakarta.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press Yogyakarta.

Sulaiman, S dab Z, Noor. 1982. Pengaruh Asam Cuka erhadap Rasa Amis Dari Daging Ikan Mujair Yang Dipanggang. Agritech Vol. 3 no.3 dan 4. Yogjakarta.

Sunarlim R. 1999. Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelinci untuk Menunjang Industri Daging dan Kulit. Balai Penelitian Peternakan. Bogor.

Suyanto, S.R. 2010. Nila. Penerbit Swadaya, Bogor
Sirigando, B. 1981. Rancangan Percobaan. Universitas Diponegoro : Semarang.
Winarno, F.G; S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta.

Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarti, C. dan Nurdjanah, N., 2005, Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai Sumber Pangan Fungsional, Jurnal Litbang Pertanian, 24(2), 47- 55