APLIKASI DATA CITRA SATELIT UNTUK PENYUSUNAN MODEL NERACA AIR DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Main Article Content

Abdur Rahman
Mijani Rahman
Akhmad Murjani
Muhammad Syarbini

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai evaporasipotensial (Etc) tanaman kelapa sawit dan tanaman hutan konversi dengan menggunakan model perubahan neraca air menurut Mather (1957) dan Blaney-Criddle pada perkebunan kelapa sawit dengan lahan hutan konversi. Lokasi penelitian terletak di PTPN IX Danau Salak, Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai curah hujan peluang kejadian terlampaui 75% selama 10 tahun terlihat bahwa curah hujan tertinggi diperoleh pada bulan Januari sebesar 249,6 mm/bulan, sedangkan curah hujan terendah diperoleh pada bulan September yaitu sebesar 66,5 mm/bulan.  Nilai evapotranspirasi potensial (ETc) rata-rata di lahan kebun sawit adalah 129,96 mm, sedangkan evapotranspirasi aktual (ETA) adalah sebesar 174,23 mm. Nilai kandungan air tanah (KAT) rata-rata sebesar 66,68 mm dengan surplus air sebesar 14,06 mm. Nilai evapotranspirasi potensial (ETc) rata-rata di lahan hutan konversi (karet) sebesar 122,97 mm, sedangkan evapotranspirasi aktual (ETA) sebesar 174,23 mm. Nilai kandungan air tanah (KAT) rata-rata sebesar 66,68 mm, dengan rata-rata surplus air sebesar 21,05 mm. Terdapat perbedaan antara lahan hutan konversi dengan lahan yang sudah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Perubahan ini menyebabkan penurunan nilai surplus air yang ada sekitar 9 mm per tahun dengan perhitungan nilai surplus pada hutan konversi sebesar 1.569 mm per tahun menjadi  1.560 mm per tahun pada lahan perkebunan. Penurunan ini akan berakibat pengurangan pada debit air yang berakibat pengurangan nilai air tersedia yang mampu dimanfaatkan oleh stakeholder pengguna air, dan salah satunya adalah sektor domestik.


 


This study aims to assess the potential evaporation value (Etc) of oil palm and conversion forest plantations using the water balance change model according to Mather (1957) and Blaney-Criddle on oil palm plantations with conversion forest land. The research location is PTPN IX Lake Salak, Astambul District, Banjar Regency. The results showed that the probability of rainfall being exceeded by 75% for 10 years showed that the highest rainfall was obtained in January of 249.6 mm/month, while the lowest rainfall was obtained in September of 66.5 mm/month. The average potential evapotranspiration (ETc) in oil palm plantations is 129.96 mm, while the actual evapotranspiration (ETA) is 174.23 mm. The average value of soil water content (KAT) is 66.68 mm with a surplus of 14.06 mm. The average potential evapotranspiration (ETc) in conversion forest land (rubber) is 122.97 mm, while the actual evapotranspiration (ETA) is 174.23 mm. The average value of soil water content (KAT) is 66.68 mm, with an average surplus of 21.05 mm. There is a difference between conversion forest land and land that has been converted to oil palm plantations. This change causes a decrease in the value of the existing surplus of water by about 9 mm per year with the calculation of the surplus-value in conversion forests from 1,569 mm per year to 1,560 mm per year on plantation land. This decrease will result in a reduction in water discharge which results in a reduction in the value of available water that can be utilized by water user stakeholders, and one of them is the domestic sector.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Abdur Rahman, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Mijani Rahman, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan

Akhmad Murjani, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan

Muhammad Syarbini, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

References

Asdak, C., 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi. Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Analisis Neraca Air Di DAS Kupang Dan Sengkarang. Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS). Program S-2 Geografi. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Murtilaksono, K., Siregar, H.H, Darmosarkoro, W. Model Neraca Air di Perkebunan Kelapa Sawit (Water Balance Model In Oil Palm Plantation). Jumal Penelitian Kelapa Sawit, 2007, 15(1); 21-35.

Meitasari, I., Aspan, A , Irsan, R. Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kuantitas Air Dengan Pendekatan Neraca Air Tanaman (Studi Kasus di PT. Rezeki Kencana), Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 2(1).

Pasaribu, H., Mulyadi, A. dan Tarumun, S. 2012. Neraca Air Di Perkebunan Kelapa Sawit Di PPKS Sub Unit Kalianta Kabun Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan. ISSN 1978-5283. Purnama, S., Trijuni, S., Hanafi, F., Auliya, T. dan Razali, R. 2012.

Rusmayadi, G. 2011. Dinamika Kandungan Air Tanah Di Areal Perkebunan Kelapa Sawit Dan Karet Dengan Pendekatan Neraca Air Tanaman. Fakultas Pertanian UNLAM. Vol. 18. Hlm 86-92.

Widodo, I.S dan Dasanto, B.D. 2010. Estimasi Nilai Ekonomi Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit Ditinjau Dari Neraca Air Tanaman Kelapa Sawit Studi Kasus Perkebunan Kelapa Sawit Di Kecamatan Dayun. Institut Pertanian Bogor.